Tergoda promo gila-gilaan dari Jakarta Night Festival, akhirnya saya berangkat juga untuk mengikuti acara di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin tersebut. Saya tiba di stasiun Dukuh Atas 2 sekitar pukul delapan malam menggunakan jasa angkutan bus TransJakarta. Dari situ saya berjalan kaki di sepanjang jalan Sudirman menuju ke Bundaran HI, karena kendaraan bermotor sudah tidak diperkenankan lagi untuk lewat.
Pada saat itu jalan Sudirman sudah dipenuhi pedagang, pejalan kaki dan pengguna sepeda. Sejumlah panggung hiburan terlihat sedang dipersiapkan di beberapa titik yang saya lewati. Malam itu cukup sejuk dan saya berharap agar prediksi BMKG yang mengatakan bahwa malam itu akan hujan lebat, tidak akan terjadi.
Mendekati Bundaran HI, suasana semakin terang benderang dan semakin banyak jumlah pedagang dan pejalan kaki yang berlalu lalang. Jalur busway berubah menjadi arena jualan dan makan dan tentu saja, sampah. 🙂
Sejumlah fotographer terlihat sudah mengambil posisi strategis untuk mengabadikan momen-momen pergantian tahun. Seperti yang saya duga, mereka berusaha mencari tempat-tempat yang tinggi untuk mendapatkan sudut pandang yang menarik. Misalnya di atas jembatan penyeberangan atau di atas mobil.
Saya yang cuma mengandalkan kamera ponsel beresolusi 2 MP, tidak tertarik untuk ikut mencari posisi strategis. Sedapatnya sajalah. 🙂
Tidak terasa saya sampai di Bundaran HI. Mungkin karena banyaknya pejalan kaki yang lewat, membuat perjalanan dari Dukuh Atas ke Bundaran HI tidak terasa jauh.
Sejumlah mobil TV transmitter yang terparkir di salah satu sudut jalan menarik perhatian saya. Harapan saya tentunya ada beberapa presenter TV cantik yang sedang bertugas di situ. Benar saja. Setidaknya ada satu orang presenter yang pernah saya lihat di depan TV, Ventin Oktavi! 😀
Pukul sembilan malam, sejumlah panggung mulai menampilkan acara. Salah satunya adalah panggung yang disponsori oleh Aqua. Di sini pihak Aqua juga membagi-bagikan minuman secara gratis. Lumayan…. 😀
Di titik yang lain, PD Pasar Jaya juga memiliki panggung yang diisi sejumlah artis yang lebih familiar bagi saya karena pernah saya lihat di layar televisi. Salah satu MC-nya adalah Daus OB.
Panggung terbesar dan termegah pada malam tersebut adalah milik Anteve yang dibangun di dekat Hotel Hilton. MC-nya adalah Saiful Jamil dan Nycta Gina.
Dua buah layar berukuran raksasa terpasang di sebelah kiri dan kanan panggung besar tersebut. Di sinilah Jokowi dan Rhoma Irama akhirnya duet menyanyikan lagu dangdut setelah sebelumnya sempat berselisih pada pemilihan Gubernur DKI lalu.
Pukul sebelas malam, Bundaran HI berubah menjadi lautan manusia yang penuh sesak. Beberapa orang, laki-laki dan perempuan, mulai jatuh terkapar karena tidak kuat berdesak-desakan.
Sejumlah orang mulai saling dorong. Sungguh sulit untuk berdiri tegak, apalagi untuk berjalan. Keributan kecil mulai terjadi. Untungnya tidak sampai terjadi perkelahian.
Adanya pengendara sepeda di tengah sesaknya manusia membuat kami, para pejalan kaki kesal. Kami yang terus menerus didorong dari belakang untuk bergerak maju, sering tersandung dengan adanya sepeda yang melintang di depan kami. Padahal menurut panitia, pengendara sepeda sudah dilarang memasuki arena Jakarta Night Festival.
Pukul dua belas tengah malam, kembang api semakin menerangi langit malam diiringi berbagai bunyi-bunyian. Semua orang, termasuk saya, mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen tersebut.
Setelah bubaran, saya langsung menuju halte busway Tosari. Di sana sudah banyak calon penumpang busway yang menunggu karena loket belum dibuka. Saya bisa memaklumi itu karena jalur busway masih dipenuhi pedagang dan pembeli sehingga bus TransJakarta tidak mungkin bisa lewat.
Pukul dua dini hari, hujan turun dengan lebatnya. Untung acaranya sudah selesai. 😀
Wah serunya, saya tahun baru di rumah aja hehehe
Nggapapa. Saya juga biasanya di rumah. 🙂