Argentina

Last Tango in Rio

Last Tango in Rio

Untuk pertama kalinya, Piala Dunia tidak terlalu bergema di Indonesia. Aneh memang. Karena biasanya orang sudah mulai membicarakan Piala Dunia, sebulan sebelum kick off partai pertama.

Suhu politik di Indonesia memang sedang tinggi-tingginya karena presiden baru akan dipilih pada tanggal 9 Juli 2014 nanti untuk menggantikan SBY. Tingginya suhu politik ini tidak hanya membuat semua orang seolah lupa dengan adanya Piala Dunia, tapi juga lupa bahwa sekitar sepuluh hari lagi, bulan suci Ramadhan akan kembali hadir menyapa kita. Mengingatkan kita bahwa kesabaran itu sangat penting dalam menghadapi situasi apapun. Termasuk situasi pilpres. 🙂

Baiklah, saya sudah melenceng terlalu jauh dari topik yang yang seharusnya dibahas di sini. 🙂 Mari kita mulai………

Argentina adalah sebuah negara di bagian paling selatan Amerika Selatan. 😉 Memiliki luas terbesar kedua setelah Brazil, tetapi secara geografis lebih subur daripada negeri Samba tersebut.

Peta Argentina di Amerika Selatan

Peta Argentina di Amerika Selatan

Penemu benua Amerika, Amerigo Vespucci adalah orang Eropa pertama yang menjejakkan kakinya di wilayah Argentina pada tahun 1502. Setelah itu, para pelaut Spanyol sering singgah saat sedang melakukan penjelajahan ke seluruh dunia. Hingga akhirnya Kerajaan Spanyol secara resmi menjadikan Rio de la Plata, nama wilayah tersebut pada waktu itu, sebagai bagian dari wilayah Spanyol pada tahun 1776, dengan Buenos Aires sebagai ibukotanya (dengan kata lain, dijajah).

Rio de la Plata sempat dua kali di-invasi oleh Inggris pada tahun 1806 dan 1807. Sempat juga merasakan revolusi yang yang menyebabkan sejumlah wilayah di negeri tersebut memilih untuk memisahkan diri dan membentuk negara baru, seperti; Bolivia, Paraguay, Chile dan Peru.

Agar perpecahan tidak terus berlanjut, para tokoh revolusioner kubu Centralist dan Federalist menunjuk Gervasio Antonio de Posadas sebagai Supreme Director pada tahun 1814.

Posadas

Posadas

Pada tahun 1816, Rio de la Plata mendeklarasikan kemerdekaannya.

Pada tahun 1920, terjadi perselisihan antara Centralist dan Federalist yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan Supreme Director dan ditunjuklah presiden pertama Argentina Bernardino Rivadavia pada tahun 1826.

Presiden Rivadavia

Presiden Rivadavia

Perang sipil sempat berlanjut hingga terbentuklah Negara Konfederasi Argentina yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan ‘Argentina’ saja. Negara ini sempat mengalami blokade ekonomi dari Perancis dan Inggris dan kembali terpecah belah hingga akhirnya bersatu kembali pada tahun 1861. Pada masa damai tersebut, Argentina berhasil membangun infrastruktur dan menjadi negara kaya peringkat 25 dunia pada tahun 1865. Peradaban negara ini terus meningkat hingga menjadi negara kaya peringkat 7 dunia pada tahun 1908. Argentina bersikap netral pada Perang Dunia I.

Pada Perang Dunia II, Argentina sempat bersikap netral sebelum akhirnya bergabung dengan Alliance (Sekutu) melawan Axis Powers (Jerman, Jepang, Italia dan lain-lain). Pada masa itu, pemerintah Argentina memenjarakan Menteri Kesejahteraan Rakyat, Juan Domingo Peron, karena terlalu populer di kalangan buruh.

Juan Peron dan Eva

Juan Peron dan istrinya Eva.

Namun pada akhirnya pemerintah Argentina tidak bisa berbuat banyak dan terpaksa membebaskan Peron atas desakan rakyat. Pada tahun 1946, Juan Peron terpilih menjadi Presiden Argentina. Eva, istrinya, adalah wanita yang sangat populer dan memiliki agenda politik sendiri. Jika Juan fokus pada masalah kesejahteraan rakyat, maka Evita, panggilan akrab Eva Peron, berhasil membuat Kongres menyetujui isu pemberdayaan perempuan.

Evita meninggal dunia akibat kanker pada tahun 1952. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi rakyat Argentina. Sebuah lagu berjudul ‘Don’t Cry for Me Argentina‘, didedikasikan untuknya.

Pada tahun 1955, setelah kegagalan usaha pembunuhan dan coup yang dilakukan pihak Angkatan Laut Argentina, Peron mengundurkan diri dari kursi kepresidenan dan mengasingkan diri di Spanyol. Perang saudara kembali pecah di berbagai wilayah Argentina setelah kepergiannya.

Pada tahun 1978, situasi politik di Argentina masih sangat buruk saat perhelatan Piala Dunia diadakan di negara tersebut. Beruntung, penyelenggaraanya berlangsung lancar dan Argentina berhasil merebut gelar juara dunia untuk pertama kalinya. Mario Kempes, pemain Argentina yang merumput di klub Valencia Spanyol, dinobatkan sebagai top skorer dan pemain terbaik Piala Dunia ’78.

Mario Kempes

Mario Kempes

Pada tahun 1982, setelah gagalnya sejumlah negosiasi dengan pihak Inggris, Argentina menginvasi Kepulauan Malvinas yang telah lama diperebutkan pihak Inggris dan Argentina. Angkatan bersenjata Argentina membangun parameter di sekeliling kepulauan tersebut dan membangkitkan kemarahan pihak Inggris.

Kapal Induk Kerajaan Inggris didatangkan untuk mengusir pasukan Argentina dan mengklaim kembali Kepulauan Falkland, sebutan orang Inggris untuk Malvinas. Perang antara Inggris dan Argentina pecah di wilayah perairan Amerika Selatan tersebut. Tidak ada negara lain yang ikut campur hingga akhirnya Argentina menyerah setelah peperangan berlangsung selama dua bulan. Ribuan prajurit Argentina gugur dan menimbulkan kebencian rakyat terhadap Inggris.

Kepulauan Malvinas (Falkland) di Amerika Selatan

Kepulauan Malvinas (Falkland) di Amerika Selatan

Pada Piala Dunia 1986 di Mexico, siapa sangka jika akhirnya Argentina bertemu dengan Inggris di perempat final. Pendukung kedua tim sudah saling hantam beberapa jam sebelum pertandingan dimulai dan membuat pihak otoritas Meksiko pontang-panting mengamankan berbagai sudut kota.

Pada pertandingan tersebut, Diego Maradona memborong dua gol untuk Argentina sehingga Argentina lolos ke semifinal dengan skor 2 – 1. Gol pertama Maradona pada pertandingan tersebut menjadi kontroversi karena tangan kiri Maradona terlihat menyentuh bola sebelum terjadinya gol. Sedangkan gol kedua adalah gol yang membuat semua orang tertegun melihatnya. Maradona berlari dengan bola seolah melekat di kakinya, melewati lima pemain Inggris sebelum akhirnya berhadapan satu lawan satu dengan sang kiper. Ia tidak ragu melepaskan tembakan. Dan sang kiper tak kuasa menahan datangnya bola. Gol kedua Maradona tercipta, dan dinobatkan sebagai gol terbaik sepanjang sejarah Piala Dunia.

Diego Armando Maradona

Diego Armando Maradona

Tidak cukup sampai di situ, Maradona memimpin tim Tango merebut gelar juara dunia untuk kedua kalinya dengan menaklukkan Jerman Barat 3 – 2 di partai final. Maradona sendiri dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Dunia ’86.

Dua puluh delapan tahun telah berlalu. Saat ini Argentina menginginkan gelar juara dunia-nya yang ketiga. Mereka sudah memiliki calon pahlawan baru untuk Piala Dunia kali ini. Ia adalah Lionel Messi, peraih empat gelar Ballon d’ Or yang sukses memimpin rekan-rekannya melewati partai pertama melawan Bosnia Herzegovina dengan kemenangan 2 – 1.

Lionel Andres Messi

Lionel Andres Messi

Untuk partai berikut, Argentina akan menghadapi Iran, yang telah sukses menahan imbang Nigeria di partai sebelumnya. Pertandingan akan dilangsungkan pada hari Sabtu, 21 Juni 2014, jam 11 malam.

Sebagai fans, tentunya saya berharap agar Argentina tampil di partai final. Menghadirkan romansa tango di Estadio Maracana, Rio de Janeiro. 🙂

mascot

4 komentar di “Argentina

Ayo, Kasi Komentar doooong......